Deskripsikan perasaan Anda menjadi seorang pemimpin muda:
“Aneh” “Awkward” “Mengintimidasi”
Tiga kata diatas mendeskripsikan perasaan seorang pemimpin saat manage karyawan yang jauh lebih senior dan berpengalaman daripada mereka.
Kini manage karyawan yang lebih senior dan berpengalaman menjadi skill penting – bagi para leader muda.
Mengapa?
Saat ini banyak karyawan yang mulai menginjak usia 70-an, milenial menempati demografi terbesar dunia kerja dan mulai menaiki tangga manajemen. Generasi Z pun mulai mengejar dibelakangnya.
Dinamika manajer yang lebih muda ini dapat mengakibatkan ketegangan ketika:
- Karyawan merasa kesal karena menganggap manager kurang berpengalaman dan hanya tahu sedikit tentang perusahaan atau industri daripada karyawan senior.
- Manajer yang kurang berpengalaman merasa kurangnya rasa hormat terhadap otoritas.
Read: Langkah-Langkah Mengatasi Talent Gap di Perusahaan
Hal ini dapat menciptakan insecurity pada manajer yang lebih muda, yang mungkin khawatir:
Apakah karyawan lain menganggap saya tidak siap atau tidak cerdas?
Apakah karyawan lain menganggap promosi saya tidak layak atau mempertanyakan bagaimana saya mengambil posisi kepemimpinan saya?
Apakah karyawan menganggap saya serius?
Apakah tim saya lebih memilih manajer yang lebih tua?
Haruskah saya berhenti atau berganti pekerjaan?
Gesekan ini dapat merusak keharmonisan tempat kerja, serta kepercayaan diri secara keseluruhan dan kesuksesan utama para pemimpin muda.
Jadi, bagaimana manajer muda, dapat mengatasi risiko ini dan menjalin hubungan kerja yang sehat dengan karyawan yang lebih senior?
1. Jangan membuat asumsi berdasarkan usia (atau masa kerja)
Setiap generasi cenderung memiliki kesamaan karakteristik, pengalaman, aspirasi, dan motivasi.
Berpegang pada stereotip atau membuat asumsi (keliru) tentang kemampuan karyawan dapat merusak hubungan di tempat kerja dan berdampak negatif pada karir karyawan.
Setiap orang jauh lebih kompleks daripada sekadar usia. Kenali anggota tim sebagai individu utuh, tanpa prasangka.
Jangan berasumsi dari awal bahwa usia akan menjadi masalah bagi karyawan yang lebih tua.
Sikap itu dapat membuat manajer menjadi defensif tanpa alasan, dan dapat memulai hubungan dengan cara yang salah.
2. Perlakukan semua pihak dengan hormat dan adil
Meskipun jabatan memang membawa otoritas, seorang pemimpin muda masih harus mendapatkan rasa hormat dari anggota tim.
Untuk mendapatkan rasa hormat tim, manajer harus terlebih dahulu menunjukkan rasa hormat.
Berapapun usianya, semua karyawan ingin:
- Diperlakukan dengan hormat
- Merasa dihargai
- Diundang untuk berbagi pendapat mereka
- Mintalah rekomendasi mereka dipertimbangkan dengan tulus
Terlepas dari usia, tentu ada kesempatan untuk mendapatkan rasa hormat dari anggota tim yang lebih berpengalaman.
Faktanya, tidak ada korelasi antara usia dan kemampuan seseorang untuk mendapatkan rasa hormat.
Karyawan yang lebih tua senang diperlakukan sebagai resource yang berharga. Jadi mintalah mereka untuk berbagi pengetahuan mereka.
Tahan dorongan untuk melakukan micro-managing, terutama terhadap karyawan yang memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan.
Sekali lagi, kenali karyawan sebagai individu. Cari tahu minat, tujuan, dan preferensi mereka.
Namun, jika karyawan yang lebih tua tidak patuh atau tidak melakukan pekerjaan mereka, atasi masalah tersebut sama seperti memperlakukan anggota tim lainnya:
- Bersikap tegas.
- Fokus pada fakta.
- Dengarkan perspektif mereka untuk menentukan apakah ada masalah nyata yang perlu diselesaikan dengan masukan Anda.
Read: Mewarisi Kepemimpinan Bisnis melalui Leadership Succession Plan
3. Bangun kepercayaan dan kredibilitas
Berhentilah mengkhawatirkan hal-hal negatif yang mungkin dipikirkan orang lain karena menjadi seorang pemimpin muda & kurang berpengalaman.
Pikirkan cara-cara positif untuk meningkatkan otoritas dan meningkatkan suasana tim:
- Jadi suportif.
- Terima masukan karyawan.
- Pahami karyawan sebagai individu utuh. Pahami keinginan mereka – dan bantu mencapainya.
- Engage dengan tim.
- Berkomunikasi secara transparan dan jujur.
- Selaraskan kata-kata dengan tindakan.
- Ikuti semua kebijakan yang tetapkan.
- Mengakui dan menghargai individu atas kontribusi mereka.
Ini semua adalah sifat umum dari pemimpin yang baik – bukan hanya pemimpin “muda” yang baik.
4. Jangan memaksakan perubahan
Sebagai seorang pemimpin baru, mungkin sudah naluri untuk segera memulai perubahan. Pemimpin muda cenderung antusias, optimis dan penuh ide.
Apakah seorang manajer harus bertanggung jawab dan membuat dampak langsung? Tidak selalu.
Hilangkan naluri tersebut agar tidak terlihat seperti orang sombong yang tahu segalanya.
Manager tidak harus terlihat tahu segalanya untuk mendapatkan rasa hormat. Salah satu peran manajer adalah mengajukan pertanyaan dan menciptakan peluang serta solusi.
Bijaksana tidak sama dengan impulsif.
Jika terburu-buru melakukan perubahan tanpa terlebih dahulu menilai situasinya, hal ini bisa menjadi bumerang yang merugikan dan berdampak negatif pada culture, kepercayaan, moral, dan employee turnover.
Tanyakan kepada para karyawan senior tentang awal mula proses atau strategi tertentu.
Cari tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak.
Minta pendapat dan ide mereka.
Ketahuilah bahwa perubahan adalah sesuatu yang membuat stres bagi beberapa karyawan, terutama bagi mereka dengan rutinitas sama dalam waktu yang lama.
5. Sharing dengan pemimpin yang berpengalaman
Selain mengandalkan karyawan senior, tanya juga ke manajer berpengalaman lainnya terkait politik norma dan aturan bisnis yang tidak tertulis.
Identifikasi seorang mentor yang dapat membantu menyesuaikan diri dengan peran kepemimpinan baru ini, yang dapat menawarkan saran untuk masalah tertentu dan membantu mengevaluasi dan menyempurnakan ide-ide.
Read: Pengertian Kompensasi dan Tunjangan + Strategi Menyusunnya!
Kesimpulan
Apakah Anda pemimpin dengan usia relatif muda, baru memulai karir sebagai manajer dan sedang berusaha diterima oleh karyawan yang lebih senior ?
Meskipun rasanya cenderung ada perbedaan besar antara manajer Milenial dan Baby Boomers, keduanya memiliki banyak kemiripan. Dengan lebih fokus terhadap kesamaan dibanding perbedaannya, kesuksesan Anda sebagai manajer muda akan tercapai.
Jangan takut untuk meminta saran dan insights karyawan, terutama para senior.
They will appreciate it!
Dan ingatlah:
- Stereotip usia seringkali tidak tepat. Kenali karyawan sebagai individu utuh.
- Temukan manajer berpengalaman untuk menjadi leadership mentor.
- Berhati-hatilah ketika akan membuat perubahan drastis. Luangkan waktu untuk mengamati dan memahami sistem yang ada terlebih dahulu.
- Jangan terang-terangan meremehkan apa yang mungkin dianggap penting oleh karyawan lama, seperti tradisi dan rutinitas.
Lewati label usia Anda, dan semua batasan dan tantangan yang Anda buat sendiri terkait dengan usia Anda. Fokus pada apa yang Anda dan sesama pemimpin muda lakukan dengan baik dan bagaimana kekuatan tim dapat mendukung bisnis.